NAMA : DELLA K. ARDIANSAH
JURUSAN : TELKOMMIL #4
NOSIS : 20190433-E
1. Wuxi YFT-CZ36
Wuxi YFT-CZ36 vertical take-off and landing (VTOL) pengawas
sayap tetap UAV
Seorang perwakilan di Jiangsu
Digital Eagle Technology Development Company yang berbasis di Wuxi
mengonfirmasi penjualan luar negeri pertama dari pesawat terbang pengintai
sayap tetap YFT-CZ36 vertical take-off and landing (VTOL) ke pemerintah
Indonesia dan Malaysia.
Perwakilan perusahaan tidak
akan mengidentifikasi lembaga pemerintah atau nomor yang dijual. Selain
Indonesia dan Malaysia, sumber tersebut memang mengonfirmasi bahwa pesawat
tersebut telah melakukan penjualan tambahan ke negara lain yang dirahasiakan.
Keberhasilan ini mendorong perseroan untuk pertama kalinya melakukan pameran di
DSA 2018 di Kuala Lumpur. YFT-CZ36 memiliki ketinggian maksimum 4.000 m,
muatan 4kg, kecepatan jelajah 70-100 km / jam, dan daya tahan 60-90 menit.
Wuxi YFT-CZ36 vertical take-off and landing (VTOL)
pengawas sayap tetap UAV
Drone keamanan empat rotor YM-4140
memiliki ketinggian maksimum 1.000m, muatan maksimum 3kg, kecepatan jelajah
5-10m / s, dan ketahanan 40-60 menit.
Drone keamanan enam rotor YM-6130
memiliki ketinggian maksimum 1.000m, muatan maksimum 16kg, kecepatan jelajah
5-10m / s, dan ketahanan 40 menit. Drone keamanan delapan rotor YM-8120
memiliki ketinggian maksimum yang sama, muatan maksimum 3,3kg, dan daya tahan
30 menit.
Perusahaan juga menawarkan UAV pemadam
kebakaran. Delapan rotor YM-8160 Digital Eagle Fire Drone memiliki muatan
maksimum 15kg, kecepatan jelajah 5-10m / s, dan ketahanan 10-15 menit. Itu
dapat membawa alat pemadam kebakaran dan memecahkan jendela. Perusahaan
juga menawarkan berbagai sistem jammer UAV, bersama dengan kamera dua dan tiga
sumbu.
2. Amphibi Gama V2
Pesawat ini memiliki kemampuan terbang selama kurang 40 menit untuk
jangkauan jelajah 40 kilometer dan ketinggian jelajah maksimal 1.200 meter. Tak
hanya itu, Amphibi Gama V2 juga mempunyai kecepatan maksimal pesawat 25 meter
per detik, kecepatan jelajah pesawat 13 meter per detik serta kecepatan minimal
8 meter per detik.
Amphibi Gama V2 memiliki panjang 1.350 mm dengan bentang sayap
2.000 mm. Adapun bodi pesawat dibuat menggunakan bahan material komposit.
Sementara untuk kapasitas daya baterai LiPo 11.000 mAh. Sedangkan untuk
kapasitas muatan 1,5 Kg dan beban muatan maksimal untuk take off 6
Kg.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan sensor akselerometer,
sensor gyroscope, sensor barometer, sensor air speed,
serta sistem navigasi GPS.
Sementara
untuk sistem penggerak menggunakan motor brushless dan kendali dengan motor servo.
Pesawat juga dilengkapi dengan mikroprosesor, kontrol manual berupa remote 2.4
Mhz, dan komunikasi telemetry 433 Mhz.
Apmhibi Gama V2 dikembangkan Tri Kuntoro bersama
dengan sejumlah peneliti di FMIPA UGM yaitu Oktaf Agni Dhewa, S.Si., M.Cs., Nur
Achmad Sulistyo Putro, S.Si., M.Cs., Ardi Puspa Kartika, S.Si., M.Cs., Faisal
Fajri Rahani, S.Si., M.Cs., Prasetya Aditama, S.P., S.Si., serta Faris Yusuf
Baktiar, S.Si. Selain Amphibi Gama V2, sebelumnya telah dihasilkan sejumlah
produk UAV tipe flying wing yaitu UAV Gama Tipe UX 328, UAV
Gama Tipe UX 528, UAV Gama Tipe UX 628 dan tipe fixed wing yakni
UAV Amphibi Gama V1.
3. Fix Wing UAV/Drone System Model AM. 02
Drone Terbaru dengan berat
maksimum 4,5 kg, panjang sayap maksimal 2.4 meter dan dipersenjatai dengan
kamera 12 Mega Pixel ini wajib anda
miliki. Mendapatkan Peta yang akurat, presisi, dan mutakir akan menjadi acuan ntuk membuat kebijakan yang efektif dan efesien, žDengan Wahan UAV dapat mendeteksi titik api, untuk pertahanan, untuk aplikasi kebencanan, pentuan jenis
hutan.
Pengelolahan Data,
ESRI dapat mengelolah, memanipulasi, mengedit, data
yang didapt dari lapangan sehinggamenghasilkan Peta yang dapat memberikan informasi ke Publik.
4. Prototipe PM-1
Prototipe PM-1 telah diluncurkan di
kantor PT
Dirgantara Indonesia, Senin 30 Desember 2019 dan mampu terbang terus
menerus selama 24 jam. Pesawat itu ditargetkan bisa terbang perdana pada 2020.
Drone ini targetnya bisa lepas landas dan
mendarat sekira 700 meter dengan ketinggian sekira 20.000 kaki dengan kecepatan
maksimum 235 km per jam.
Untuk PM-4, targetnya dilengkapi
sertifikatnya pada 2024 untuk sudah berupa pesawat drone yang sudah bisa
kombatan.
5. Surveillance Drone
Pesawat drone ini memiliki teknologi VTOL (Vertical
Take-Off Landing) dan dibuat untuk melakukan tugas pemantauan dan
pemetaan. Surveillance drone ini memiliki panjang sayap 3,4 meter dibuat dengan
full carbon-fiber yang memiliki kelebihan ringan dan kuat.
Dengan fitur VTOL yang dimiliki, drone ini tidak memerlukan tempat yang luas
sebagai landasan take-off maupun landing, dan
drone ini mampu mengudara dengan waktu yang cukup lama karena saat drone ini
menjelajah atau cruising menggunakan fix wing.
Surveillance drone buatan tim Frogs Indonesia ini dirancang dengan kecepatan
maksimal 100km/jam, dan dengan daya jelajah 60km/jam. Dari kecepatan pada
saat cruising itu pula dapat disetting juga untuk mode hover atau
pesawat drone ini terbang diam diatas udara untuk beberapa tujuan tertentu
misalnya untuk pengawasan atau pemantauan.
Pada produk Frogs yang lainnya, seperti Sprayer drone dan
Cargo drone untuk jarak pendek merupakan jenis multi rotor dimana
semua beroperasi dengan full propeller atau baling-baling,
sedangkan Surveillance drone ini merupakan campuran dari dua mode yaitu multi
rotor dan fix wing atau dengan sayap dan
baling-baling. Dengan begitu, drone ini mempunyai keunggulan dimana pada saat
mulai beroperasi pada saat take off dan landing bisa
secara vertical menggunakan propeller sehingga
tidak membutuhkan landasan yang luas dan pada saat mengudara akan lebih hemat
karena menggunakan sayap dimana pada penggunaannya tersebut tidak membutuhkan
energi yang begitu besar seperti multi rotor pada biasanya.
PRODUCT UAV AI DRONE COPTER
1. Kamikaze Mini Kargu-2
Kargu-2 dapat menyisir
musuh hingga jarak 5 km atau durasi terbang 10 menit. Ketinggian terbangnya
hingga 1.000 m dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Drone dengan berat mencapai
6,2 kg ini ditenagai oleh baterai LiPo.
Sebagai munisi terbang, Kargu-2 dibekali
muatan hulu ledak berdaya rusak kecil. Digunakan untuk melumpuhkan target utama
tanpa membahayakan orang lain di sekililingnya.
Untuk mengejar tingkat akurasi, STM
membekali Kargu-2 dengan sistem kecerdasan buatan (AI) dan
program pengenalan wajah biometrik (autonomous facial recognition) untuk
mendeteksi target manusia.
2. MATRICE 300 RTK
Matrice 300 RTK dapat mengudara
lebih lama, tepatnya sampai 55 menit dalam sekali pengisian. Baterainya
pun hot-swappable, yang berarti dapat dilepas-pasang dengan mudah
tanpa harus membongkar drone. Pihak Halo Robotics tak lupa
menjelaskan bahwa paket penjualan M300 RTK sudah mencakup battery
station berwujud seperti koper yang bisa menampung dan mengisi ulang 8
unit baterai sekaligus.
Jarak maksimum transmisi videonya juga
meningkat drastis menjadi 15 kilometer. Ya, sampai sejauh itu M300 RTK dapat
meneruskan video 1080p ke pilotnya. Saking jauhnya, bukan tidak mungkin ada
perbedaan cuaca antara titik terbang drone dan titik berdiri
sang pilot. Namun konsumen tak perlu khawatir mengingat bodi M300 RTK secara
keseluruhan tahan air dan debu dengan sertifikasi IP45.
3. Hycopter
Drone yang sedang hits saat ini
memang sanggup menghasilkan foto udara terperinci dan banyak membantu pekerjaan
inspeksi yang sulit. Namun demikian, drone yang ada hanya bisa terbang dalam
durasi yang terbatas. Baru-baru ini sebuah perusahaan asal Singapura
meluncurkan Hycopter drone yang bisa terbang mencapai 3,5 jam.
Hycopter drone bisa mengisi ulang daya
baterainya dalam beberapa menit saja menggunakan hidrogen kelas industri yang
dimasukkan ke dalam botol. Platform Hycopter drone ini sanggup pula mengirimkan
produk dalam jarak yang lebih jauh lagi dari yang mampu dilakukan oleh drone
pada saat ini.
4. MQ-8B
MQ-8B memiliki fitur rotor
utama empat bilah, berbeda dengan rotor tiga bilah berdiameter lebih besar dari
RQ-8A, untuk mengurangi kebisingan dan meningkatkan kapasitas angkat dan
kinerja. Rotor empat bilah telah dievaluasi pada prototipe Fire Scout. Mereka
meningkatkan berat lepas landas kotor sebesar 500 pound (230 kg), menjadi 3.150
pound (1.430 kg) dengan muatan hingga 700 pound (320 kg) untuk misi jarak
pendek. MQ-8B memiliki panjang 23,95 kaki (7,30 m), lebar 6,2 kaki (1,9 m), dan
tinggi 9,71 kaki (2,96 m). [5]
MQ-8B dilengkapi dengan sayap
rintisan yang berfungsi baik untuk tujuan aerodinamis serta lokasi gerbong
persenjataan. Senjata yang akan dibawa termasuk rudal Hellfire, senjata luncur
yang dipandu laser Viper Strike, dan, khususnya, pod yang membawa Advanced
Precision Kill Weapon System (APKWS), roket sirip lipat 70 mm (2,75 in) yang
dipandu laser, yang Tentara dianggap ideal untuk medan perang modern. Angkatan
Darat juga tertarik menggunakan Fire Scout untuk membawa hingga 200 pound (91
kg) suplai darurat ke pasukan di lapangan.
5. DRONE PANEL SURYA
Drone yang terbuat dari serat
karbon ini hanya memiliki bobot 2,6 kg. Menariknya, drone ini tidak dibekali
dengan baterai atau sistem lain yang memungkinkannya menyimpan daya untuk
terbang.
Alih-alih mengandalkan tenaga baterai,
drone ini dibekali dengan 148 solar cell. Penggunaan banyak panel
surya ini membuat dimensi drone tersebut menjadi sangat luas, yaitu mendekati 4
meter persegi. Purwarupa drone ini dikabarkan mampu dikendalikan dari jarak
lebih dari 10 meter. Tak hanya itu, drone ini juga memiliki beberapa fungsi
dasar yang dimiliki drone lainnya, seperti sistem GPS dan mampu terbang dalam
mode otomatis.
Komentar
Posting Komentar